Hormat
dan patuh kepada orang tua dan guru
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Apakah kalian ingin
kuberi tahu mengenai dosa-dosa besar yang paling berat?, Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam mengulangi pertanyaan yang sama hingga tiga kali, sampai
orang-orang menjawab, “Ya tolong beritahukan kepada kami Ya
Rasulullah.” Kemudian beliau mengatakan “Mempersekutukan Allah dan tidak taat
kepada orang tuamu.”
Menghormati orang tua (birrul walidain)
a. Dalil naqli
- Qs. Al-Isra/17:23 - 24
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
- Qs. An-Nisa/4:36
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri,
- Qs. Al-Baqarah/2:115
Dan
kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah
wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
- Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud, aku
bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang amal-amal yang
paling utama dan paling dicintai Allah. Beliau menjawab , pertama, shalat pada
awal waktu, kedua, berbakti kepada kedua orang tua dan ketiga, jihad di jalan
Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
- Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Dari Abdullah bin Amr, dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda, ridha Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan
murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” (H.R. Bukhari).
- Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu dia berkata,
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sambil
berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti
kepadanya?” Beliau menjawab, “Ibumu”, Dia bertanya lagi , “Kemudian siapa?”,
Beliau menjawab, “Ibumu.”, Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?.” Beliau
menjawab, “Ibumu.”, DIa bertanya lagi, “Kemudian siapa?.”, beliau menjawab,
“Kemudian ayahmu.” (H.R. Bukhari)
b. Sikap dan perilaku yang
menunjukkan birrul walidain
- Mengikuti segala nasihat yang baik dan berusaha
menyenangkan hatinya.
- Selalu memohonkan ampun kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
- Bergaul dengan kedua orang tua dengan cara yang
baik.
- Merendahkan diri dan tidak bersikap sombong
kepada keduanya.
- Apabila orang tua sudah meninggal, maka seorang
anak harus memohonkan ampun kepada Allah, membayar utang, melaksanakan wasiat
dan menyambung silaturrahim kepada teman dan kerabat kedua orang tuanya.
- Membantu orang tua dalam segala
hal, baik akal fikiran, tenaga maupun financial.
Menghormati
guru
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Muliakanlah
orang-orang yang telah memberikan pelajaran kepadamu.”
(H.R.
Abu Hasan Mawardi).
Imam
Al-Ghazali berkata,
“Seorang
murid hendaklah memberikan sepenuh perhatian kepada gurunya, mendiamkan diri
sewaktu guru sedang menyampaikan pelajaran dan menunjukkan minat terhadap
apa yang disampaikan guru.”
Sikap dan perilaku yang menunjukkan hormat dan patuh/santun pada
guru
-
Memuliakan, tidak menghina atau mencaci guru.
- Mendatangi
tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat. Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi
wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa menempuh
jalan dalam rangka menuntut ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(H.R. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
-
Ketika belajar hendaknya berpakaian rapi dan
sopan
- Tidak
mengobrol atau sibuk sendiri saat guru sedang menjelaskan pelajaran.
- Beranya
kepada guru apabila ada sesuatu yang tidak dimengerti dengan cara yang baik.
-
Saat bertanya menggunakan cara dan bahasa yang baik.
- Tidak
menyeletuk atau bertanya yang tidak ada faedahnya yang sekedar mengolok-olok.
C. Semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesame
Pentingnya menuntut ilmu
- Wahyu pertama yang diterima Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah perintah menuntut ilmu. Qs.
Al-Alaq/96:1-5.
- Allah mengangkat derajat orang-orang yang
berilmu. Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.Qs. Al-Mujadilah/58:11.
Perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa
Sallam untuk menuntut ilmu.
- Qs. At-Taubah/9:122Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang
memuji (Allah), yang melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat
makruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan
gembirakanlah orang-orang mukmin itu.
- Dari Anas radiallahu ‘anhu, bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban atas semua
orang Muslim.” (HR. Baihaqi).
- “Tuntutlah ilmu dari masa buaian sampai
menjelang masuk liang kubur.” (HR. Bukhari).
Sikap orang yang bersemangat menuntut ilmu
- Ikhlas.
- Memiliki banyak teman yang memberinya motivasi
untuk menuntut ilmu
- Hadir disekolah tepat waktu, mematuhi tata
tertib sekolah, dan berdoa sebelum/sesudah belajar agar ilmu menjadi berkah.
- Sabar dalam menuntut ilmu
- Gemar membaca dan mencari ilmu.
NASEHAT IMAM SYAFI’I DALAM MENUNTUT ILMU
Dalam
menuntut ilmu harus memenuhi 6 perkara,
1.
Cerdas, artinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus
tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali,
asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama
ini, berbeda dengan orang gila atau orang yang idiot yang memang akalnya sudah
tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat, namun
perlu di ingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa
meningkat,kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana
pedang,semakin sering di asah dan di pergunakan maka pedang akan semakin
mengkilat dan tajam,adapun bila di diamkan maka akan karatan dan
tumpul,begitupula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji
maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila di biarkan maka
tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun juga.
2. Semangat, artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa,ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan,oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil,kenapa?..karena mencari ilmu itu
sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kirta dapatkan dalam tolabulilmi
2. Semangat, artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa,ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan,oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil,kenapa?..karena mencari ilmu itu
sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kirta dapatkan dalam tolabulilmi
3.
Sabar, artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang
mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh
karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang di kehendaki syetan
adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan
mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti
umat agar tidak tergelincir kemaksiatan,maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda
pelajar agar gagal dalam pelajarannya,digodanya mereka dengan suka pada lawan
jenis,dengan kemelaratan,dan lain-lain .
4. Biaya, artinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang sangfat fakir,imam syafi'i adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya,biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar,
5. Petunjuk ustadz, artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama] barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah
andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur'an kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan
kepada para tabi'in, lalu para tabi'in menyampaikan pada tabi'i at-tabi'in dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama muta'akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta'ala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan,
6. Lama, artinya orang belajar perlu waktu yang lama,lama disini bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar,
4. Biaya, artinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang sangfat fakir,imam syafi'i adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya,biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar,
5. Petunjuk ustadz, artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama] barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah
andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur'an kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan
kepada para tabi'in, lalu para tabi'in menyampaikan pada tabi'i at-tabi'in dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama muta'akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta'ala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan,
6. Lama, artinya orang belajar perlu waktu yang lama,lama disini bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar,
Pentingnya Hormat dan Patuh kepada Orang Tua
Pentingnya hormat dan patuh
kepada orang tua, termasuk guru sangatlah ditekankan dalam Islam. Banyak sekali
ayat di dalam al-Qur’an yang menyatakan bahwa segenap mukmin harus berbuat baik
dan menghormati orang tua. Selain menyeru untuk beribadah kepada Allah Swt.
semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, al-Qur’an juga menegaskan
kepada umat Islam untuk hormat dan patuh kepada kedua orang tuanya.
Muslim yang baik tentu memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua, baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu dan ayah. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain pada Surah Al-Isra' yang artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. al-Isra’/17: 23-24)
Seorang anak selayaknya meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap keinginan dan kegiatannya, hal itu karena restu Allah Swt. disebabkan restu orang tua. Anak yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt.
Apalagi seorang anak akan melakukan atau menginginkan sesuatu. misalnya mencari ilmu, mencari pekerjaan, dan lain lain, yang paling penting adalah meminta restu kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis disebutkan: Artinya: “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua.” (HR. Baihaqi)
Dalam hadis lain : “Aku bertanya kepada Nabi saw., “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah Swt.?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
Kaitan dengan pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, perlu ditegaskan kembali, bahwa berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain), tidak hanya sekadar berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul walidain memiliki ‘bakti’. Bakti itu pun bukanlah merupakan balasan yang setara jika dibandingkan dengan kebaikan yang telah diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur. Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul walidain, yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang menggembirakan mereka, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”
Tentu saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan guru bukanlah tanpa alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa pentingnya kita berbakti kepada kedua orang tua dan guru.
Kita telah membahas arti pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru, antara lain seperti berikut.
Muslim yang baik tentu memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua, baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu dan ayah. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain pada Surah Al-Isra' yang artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. al-Isra’/17: 23-24)
Seorang anak selayaknya meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap keinginan dan kegiatannya, hal itu karena restu Allah Swt. disebabkan restu orang tua. Anak yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt.
Apalagi seorang anak akan melakukan atau menginginkan sesuatu. misalnya mencari ilmu, mencari pekerjaan, dan lain lain, yang paling penting adalah meminta restu kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis disebutkan: Artinya: “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua.” (HR. Baihaqi)
Dalam hadis lain : “Aku bertanya kepada Nabi saw., “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah Swt.?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
Kaitan dengan pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, perlu ditegaskan kembali, bahwa berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain), tidak hanya sekadar berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul walidain memiliki ‘bakti’. Bakti itu pun bukanlah merupakan balasan yang setara jika dibandingkan dengan kebaikan yang telah diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur. Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul walidain, yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang menggembirakan mereka, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”
Tentu saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan guru bukanlah tanpa alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa pentingnya kita berbakti kepada kedua orang tua dan guru.
Kita telah membahas arti pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru, antara lain seperti berikut.
1.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan yang
paling utama.
2.
Apabila kedua orang tua kita ridha atas apa yang kita
perbuat, Allah Swt. pun ridha.
3.
Berbakti kepada orang tua dapat menghilangkan
kesulitan yang sedang dialami, yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh
tersebut.
4.
Berbakti kepada kedua kedua orang tua akan diluaskan
rezeki dan dipanjangkan umur.
5.
Berbakti kepada kedua orang tua dapat memasukkan kita
ke jannah (surga) oleh Allah Swt.
jos mantep
BalasHapusjos mantep
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusGer dek
BalasHapusTERIMAKASIH YA izin menyalin
BalasHapus