LAPORAN
“MEMBUAT TAPAI
SINGKONG”
Disusun Oleh Kelompok 3 (XII D) :
1.
Muh. Adha
2. M. Faisal
3.
M. Kaisar Sutomo
R.
4.
Iswati
5. Ananda Praditia
6.
Lindri Anas T.
SMA NEGERI 1
DOMPU
TAHUN AJARAN 2015 - 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT. Sehingga terselesainya makalah yang mengenai fermentasi
pada tape singkong. Melalui makalah ini saya ingin menjelaskan secara sederhana
tentang proses pembuatan tape khususnya bagi generasi muda. Makalah ini
membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang bagaimana proses pembuatan tape
singkong dan manfaat yang ada di balik tape singkong sebagai proses fermentasi
makanan. “ Tak ada gading yang tak retak ” itulah kata pepatah, demikian pula
dengan makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan,
karena itu kepada para pembaca khususnya guru mata pelajaran ini dimohon kritik
dan saran yang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan saya di bidang ini.
Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, hingga selasai makalah ini. Semoga makalah ini benar-benar
bermanfaat.
Dompu, 04 September
2015
(Kelompok 3)
DAFTAR ISI
Kata pengantar
.........................................................................................................................1
Daftar isi
...................................................................................................................................2
BAB
1 Pendahuluan
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah ................3
c. Tujuan penelitian
d. Manfaat penelitian
e. Batasan
masalah
f.
Hipotesis ................4
g. Variabel
BAB 2 Tinjauan Pustaka
............................................................................................................5
1. Fermentasi
....................................................................................................................5
2. Khamis atau sacharomyces cereviceae
........................................................................6
BAB
3 Metodologi Penelitian
1. Waktu dan tempat
2. Variabel ............................7
3. Alat dan bahan
4. Langkah kerja
BAB 4 Pembahasan
...................................................................................................................8
BAB 5 Pertanyaan dan Diskusi
..................................................................................................9
BAB 6 Lampiran
......................................................................................................................10
BAB 7 Penutup .......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Biologi merupakan suatu ilmu yang berdekatan dengan
kehidupan kita sehari-hari dan biologi merupakan suatu penghubung dari semua
ilmu alam dan juga sebagai ilmu yang mempertemukan ilmu alam dengan ilmu
sosial.
Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu biologi
adalah Pengantar bioteknologi. Dimana bioteknologi disini dibagi ke dalam
bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional. Salah satu contoh
bioteknologi konvensional adalah pembuatan Tape. Tape merupakan makanan
fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Dimana dalam pembuatan tape
berlangsung proses fermentasi. Tape dibuat tidak hanya sehari langsung jadi,
tetapi diperlukan waktu berhari-hari untuk proses fermentasinya.
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari
singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang
hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau
minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang
terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan
Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga,
Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri
Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja
sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan
menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan
dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida).
Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir
akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang
menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat,
semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara,
cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai
minuman beralkohol.
B.
Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang
dibahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan tape
singkong?
2. Bagaimana proses fermentasi pada
tape singkong?
3. Apakah udara mempengaruhi proses
fermentasi pada tape singkong?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah:
1. Menjelaskan langkah-langkah
pembuatan tape singkong.
2. Menjelaskan proses fermentasi
pada tape singkong.
3. Menjelaskan proses penyimpanan
terhadap fermentasi tape singkong.
D.
Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diambil oleh penulis dan pembaca adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui langkah-langkah
pembuatan tape singkong.
2. Mengetahui proses fermentasi pada
tape singkong.
3. Mengetahui pengaruh udara pada
proses fermentasi tape singkong.
E.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah hanya pada pembuatan
tape singkong yang disimpan dalam kondisi ruangan yang berbeda.
F.
Hipotesis
-
Hipotesis Alternatif
Udara mempengaruhi proses fermentasi
pada tape singkong.
-
Hipotesis Nol
Penggunaan wadah dapat memengaruhi
proses fermentasi pada tape singkong.
G.
Variabel
1. Variabel bebas : Pembungkusan
singkong yang telah diberi ragi.
2. Variabel terikat : Tekstur dan
rasa tape singkong.
3. Variable control :Pemakaian
singkong dan pemberian ragi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
-
Kajian Pustaka
1.
Fermentasi
Dalam keadaan normal, respirasi seluler organisme dilakukan melalui
proses fosforilasi oksidatif yang memerlukan oksigen bebas. Sehingga hasil ATP
respirasi sangat tergantung pada pasokan oksigen yang cukup bagi selnya. Tanpa
oksigen elektronegatif untuk menarik elektron pada rantai transport elektron,
fosforilasi oksidatif akan terhenti. Akan tetapi, fermentasi memberikan suatu
mekanisme sehingga sebagian sel dapat mengoksidasi makanan dan menghasilkan ATP
tanpa bantuan oksigen.
Misalnya, pada tumbuhan darat yang tanahnya tergenang air sehingga akar
tidak dapat melakukan respirasi aerob karena kadar oksigen dalam rongga tanah
sangat rendah.
Secara prosedural, fermentasi merupakan suatu perluasan glikolisis yang
dapat menghasilkan ATP hanya dengan fosforilasi tingkat substrat
sepanjang terdapat pasokan NAD+ yang cukup untuk menerima elektron selama
langkah oksidasi dalam glikolisis. Mekanisme fermentasi tidak dapat mendaur
ulang NAD+ dari NADH karena tidak mempunyai agen pengoksidasi
(kondisi anaerob). Sehingga yang terjadi adalah NADH melakukan transfer
elektron ke piruvat atau turunan piruvat. Berikut bahasan terhadap dua macam
fermentasi yang umum yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam
laktat.
A.
Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat banyak dilakukan oleh fungi dan bakteri tertentu
digunakan dalam industri susu untuk membuat keju dan yogurt. Aseton dan methanol
merupakan beberapa produk samping fermentasi mikroba jenis lain yang penting
secara komersil. Dalam fermentasi asam laktat, piruvat direduksi langsung oleh
NADH untuk membentuk laktat sebagai produk limbahnya, tanpa melepaskan CO2.
Pada sel otot manusia, fermentasi asam laktat dilakukan apabila suplay
oksigen di dalam tubuh kurang. Laktat yang terakumulasi sebagai
produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun secara perlahan
diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat, sehingga otot
menjadi rileks kembali.
Reaksinya:
C6H12O6 ————>
2 C2H5OCOOH + Energi
enzim Prosesnya :
1.) Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).
enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi
2.) Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa
enzim Prosesnya :
1.) Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).
enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi
2.) Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
B.
Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena
asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asamasetat
diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan
2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu
menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarboksilasi asam piruvat.
Asam piruvat ————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 ————————> 2 C2H5OH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
2.
Khamir atau Sacharomyces cereviceae
Organisme yang disebut khamir adalah termasuk subdivisi thallopyta dan
digolongkan dalam tiga famili yaitu Sacharomyces cereviceae, Sporabolomy
cereviceae, Cryptocceae. Ciri khas organisme ini adalah reproduksinya yang
vegetative disebut Budding atau penyembulan (Muldjiono dkk,1978).
Sifat-sifat umum (Muldjiono dkk,1978)
§ Bersel satu bentuk coccus atau rod.
§ Khamir mesofilik yaitu yang tahan terhadap suhu 30-350C.
§ Anaerobik.
§ Tidak berspolurasi.
§ Tidak berflagella.
§ Tahan terhadap asam pada pH 4-5.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
1.
Waktu dan Tempat Penelitian
-
Waktu : Rabu,
2 September 2015
-
Tempat : Rumah
Ananda Praditia
2.
Variabel
-
Variabel Bebas :
Penggunaan dan kualitas ragi.
-
Variabel Kontrol : Kelembapan udara,
suhu dan waktu yang dibutuhkan dalam proses fermentasi.
-
Variable Terikat : Singkong.
3. Alat
dan Bahan
a.
Bahan
-
Singkong
-
Daun pisang
-
Ragi
-
Air
b.
Alat
-
Panci
-
Baskom
-
Dandang
-
Pisau
-
Kain lap
-
Sendok dan Garpu
-
Kompor
-
Penyaring
-
Piring
4.
Langkah Kerja
-
Kupas dan cucuilah singkong. Kukus singkong
hingga matang. Setelah setengah matang, tiriskan singkong hingga dingin.
-
Siapkan panci dan atur daun pisang
pada dasar panci. Masukkan singkong yang telah dingin ke panca.
-
Taburkan ragi tapai di atas singkong
dalam panci
-
Tutuplah singkong dengan daun pisang. Kemudian
tutup panci dengan rapat dan simpan pada tempat yang hangat. Diamkan selama 3
hari.
BAB 4
PEMBAHASAN
Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan
yang tinggi agar singkong dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang
berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat
tape. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yang
digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak . Alat-alat yang
berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan tape bisa menyebabkan
kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih.
Perubahan biokimia yang penting pada fermentasi tape
adalah hidrolisis pati menjadi glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa
manis serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik. Reaksi dalam
fermentasi berbeda - beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk
yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5O H).
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 + 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon
dioksida + Energi
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis
gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan
bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur
terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
BAB 5
PERTANYAAN DAN DISKUSI
1.
Bagaimana perbedaan singkong sebelum
dan sesudah didiamkan selama tiga hari?
2. Apakah
proses yang terjadi pada singkong ketika didiamkan selama tiga hari?
3.
Bagaimana rasa tapai singkong yang
kamu buat? Kaitkan jawabanmu dengan reaksi fermentasi!
PEMBAHASAN
1.
Pada tahap proses pembuatan tapai
singkong, singkong yang sebelum difermentasikan masih berbentuk awal (belum
ada perubahan, teksturnya masih keras). Tetapi setelah difermentasikan selama
2-3 hari, keadaan atau tekstur pada singkong berubah menjadi lunak atau empuk.
2. Proses
yang terjadi :
- Proses pembuatan tape
melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamurSaccharomyces cerivisiae.
Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa)
menjadi alcohol dan karbondioksida.
- Suhu lingkungan sangat
mempengaruhi banyaknya kadar amilum, glukosa, alkohol, dan asam cuka yang
dihasilkan dari proses fermentasi.
- Fermentasi yang terjadi pada
tape ketan dan singkong terjadi selama 3-4 hari. Selain itu, dalam proses
pembuatan tape ini ada hal-hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi
tersebut berlangsung secara sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan
oksigen. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada ketan yang tertutup rapat
lebih cepat dibandingkan dengan ketan/singkong yang diletakkan di tempat
terbuka.
- Lamanya proses fermentasi
mempengaruhi kadar alkohol yang dihasilkan. Semakin lama, semain banyak kadar
alkoholnya.
3.
Rasa manis pada tape ketan ini karena
terjadi perubahan dari karbohidrat yaitu berupa pati dihidrolisis oleh
mikroorganisme dalam ragi dipecah menjadi glukosa. Glukosa menimbulkan rasa
manis pada tape ketan. Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka semakin
tinggi rasa manis yang ditimbulkan. Pembentukkan glukosa merupakan tahapan
suatu rangkaian proses yang panjang. Dalam pemanfaatan proses fermentasi ini
agar mendapatkan rasa tape yang manis harus dikonsumsi pada waktu
yang tepat yaitu sekitar 2-3 hari setelah pemeraman.
BAB 6
LAMPIRAN
Proses pengukusan
BAB 7
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan pembuatan karya tulis ini, didapatkan
beberapa kesimpulan yang berkenaan dengan pembahasan yang di bahas dalam
laporan ini, di antaranya adalah:
1.
Fermentasi alcohol adalah fermentasi yang
menggunakan bahan baku berupa asam piruvat dari hasil glikolisis menghasilkan
etanol, CO2, dan ATP
2.
Reaksi yang terjadi pada fermentasi alcohol:
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2
CO2 + 2 ATP/ 28 Kk
3.
Dalam proses fermentasi ragi (Saccharomyces
sp.) merubah karbohidrat menjadi karbondiokasida dan alkohol, Saccharomyces
sp. juga dapat memfermentasikan maltosa secara cepat.
4.
proses pembuatan tape (fermentasi) dalam keadaan
kedap udara akan menghasilkan tape ketan yang sempurna dibandingkan dalam
keadaan yang tidak kedap udara.
B.
Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu dalam proses pembuatan tape, kita
harus menjaga agar tape tersebut tetap dalam keadaan kedap udara sehingga
proses fermentasi tape sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Rohana dan Wigati Hadi Omegawati. 2013. BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara
WWW.GOOGLE.COM